Kamis, 19 Januari 2017

Fasisme

Fasisme adalah ideologi yang berdasarkan pada prinsip kepemimpinan dengan otoritas absolut di mana perintah pemimpin dan kepatuhan berlaku tanpa pengecualian. Pasukan dengan otoritas (atau militer) menjadi sangat penting dalam ideologi fasis, karena ideologi ini selalu membayangkan adanya musuh, sehingga pemimpin dan militer harus kuat menjaga negara. Gerakan ini memiliki satu tujuan: menghancurkan musuh, dimana musuh dikonstruksikan dalam kerangka konspirasi atau ideologi lain. Dalam pola pikir fasis, musuh berada di mana-mana baik di medan perang maupun dalam bangsa sendiri sebagai elemen yang tidak sesuai dengan ideolgi fasis. Dalam ideologi fasis, akibatnya adalah individualitas manusia hilang, dan pengikut menjadi massa yang seragam dimana individu hanya menjadi alat untuk mencapai tujuan gerakan fasis tersebut.

Gerakan fasis termasuk gerakan radikal ideologi nasionalis otoriter politik. Dalam ideologi fasis, massa tak boleh mempunyai identitas yang beragam dan wajib seragam. Individualitas hilang karena kebhinekaan dilarang, hancurnya identitas individu berdampak massa mengambang yang dengan dipimpin oleh pemimpin karismatik dengan kekuasaan absolut.
Ciri-ciri ideologi fasis:
1.      Kepemimpinan otoritas absolut, pengikut menjadi massa yang seragam. 
2.      Gerakan militerisme penting, karena fasisme selalu membayangkan negara dalam keadaan bahaya dan musuh dimana-mana. 
3.      Musuh dikonstruksi dalam sebuah kerangka konspirasi atau ideologi.
4.      Ideologi identitas dimana sebuah unsur harus murni, yaitu bebas unsur-unsur yang mengangap sebagai unsur yang tidak asli.

Fasisme Italia
Fasisme Italia (bahasa Italia: Fascismo) adalah ideologi fasisme yang berkembang di Italia. Ideologi ini dikaitkan dengan Partai Fasis Italia (yang menguasai Kerajaan Italia dari tahun 1922 hingga 1943 di bawah kepemimpinan Benito Mussolini), Partai Fasis Republikan (yang berkuasa dari tahun 1943 hingga 1945), Gerakan Sosial Italia, dan gerakan-gerakan neo-fasis lainnya. Fasisme Italia berakar dari nasionalisme Italia dan keinginan untuk merestorasi dan memperluas wilayah Italia, yang dianggap penting oleh para fasis untuk menegaskan keunggulan dan kekuatan bangsa dan menghindari keruntuhan. Para fasis Italia mengklaim bahwa Italia modern adalah penerus Romawi Kuno dan mendukung pendirian Kekaisaran Italia untuk menyediakan spazio vitale ("ruang vital") bagi para penetap Italia dan menguasai Laut Tengah.
Fasisme Italia mendukung sistem ekonomi korporatisme, yaitu sistem yang menghubungkan sindikat majikan dan pekerja dalam asosiasi-asosiasi agar dapat secara kolektif mewakili produsen ekonomi bangsa dan bekerja sama dengan negara untuk menetapkan kebijakan ekonomi nasional. Mereka mendukung korporatisme sebagai alternatif dari kapitalisme dan Marxisme, yang menurut mereka sudah usang. Para fasis ingin sistem tersebut menyelesaikan konflik kelas melalui kolaborasi antar kelas. Fasisme Italia menentang liberalisme dan sosialisme, namun juga menentang konservatisme reaksioner yang dikembangkan oleh Joseph de Maistre. Para fasis yakin bahwa keberhasilan nasionalisme Italia hanya dapat dicapai bila rakyat menghormati tradisi, merasa memiliki masa lalu yang sama, dan berkomitmen untuk memodernisasi Italia.
Berikut ini hal-hal yang dilakukan Mussolini untuk mencapai kejayaan Italia:
1) Memaksa Raja Victor Immanuel III untuk menyerahkan kekuasaan kepadanya.
2) Semangat Italia Irredenta melandasi penyatuan bangsa Italia.
3) Memperkuat angkatan perang.
4) Menguasai seluruh Laut Tengah sebagai Mare Nostrum atau Laut Kita.
5) Menduduki Ethiopia (Abbessinia) dan Albania.

Fasisme Jerman

Munculnya fasis di Jerman diawali dengan berdirinya Partai Buruh Jerman Deutcshe Arbeiter Partei” di Münich, Jerman pada tahun 1919 oleh Adolf Hitler.  Kemudian dalam perkembangannya, partai ini berganti nama menjadi National Sozialistiche Deutsche Arbeiter Partei (NSDAP) yang kemudian terkenal dengan sebutan Partai Nazi. Selain menganut fasisme, Partai Nazi juga menganut pandangan chauvinisme, yaitu menganggap dirinya lebih unggul dari ras lainnya.

Berikut ini sebab-sebab umum munculnya paham fasis di Jerman:
1) Kejayaan masa lampau, yang dibuktikan dengan adanya sejumlah ilmuwan yang berasal dari ras Nordik (Arya).
2) Kesulitan ekonomi.
3) Lemahnya sistem pemerintahan.
4) Kemenangan Partai Nazi dalam pemilu 1930.

Pada tahun 1923 Hitler menulis autobiografi yang berjudul Mein Kampf (perjuanganku) yang memuat ajaran tentang keunggulan ras Arya dibandingkan ras-ras lainnya. Selain itu, Mein Kampf juga memuat konsep Lebensraum (ruang untuk hidup yang lebih luas) yaitu gagasan perluasan wilayah Jerman melalui perang. Pada 30 Januari 1933 Hitler diangkat sebagai kanselir Jerman. Selama menjabat sebagai kanselir, Hitler bercita-cita mewujudkan kembali kejayaan Jerman. Salah satu upaya yang dilakukan Hitler adalah mengangkat dirinya sebagai Führer (pemimpin) dan memperkuat kedudukan partai Nazi.

Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Hitler untuk mewujudkan kejayaan Jerman:
1) Membangun angkatan perang yang kuat.
2) Membangun industri secara besar-besaran untuk mengatasi pengangguran dengan pembangunan empat tahun I (1934 – 1937) dan II (1937 – 1940).
3) Memperkuat dukungan rakyat terhadap Nazi dan menjadikan Partai Nazi sebagai partai tunggal dalam pemerintahan.
4) Mengobarkan semangat anti Yahudi dengan membunuh dan mengusir orang-orang Yahudi.
5) Menolak Perjanjian Versailles dengan tidak mau membayar kerugian perang.
6) Membentuk polisi rahasia Gestapo untuk menindas lawan politik Nazi.

Keberhasilan dan tumbuhnya rasa percaya diri Jerman menyebabkan Jerman melakukan ekspansi untuk memperluas wilayah negaranya. Nazi Jerman di bawah Hitler menerapkan politik Lebensraum, yaitu politik mencari daerah ruang hidup yang lebih luas. Misalnya, ketika Jerman menduduki Austria (1938), Jerman juga menuntut Sudentenland di Cekoslovakia yang dikuasai Inggris untuk menjadi wilayah jajahannya. Selain itu untuk mencegah aksi internasional di arah Timur, Hitler menandatangani Pakta Non-Agresi dengan Rusia (Molotov Ribbentrop Fact).  Selanjutnya, pada tanggal 1 September 1939 Jerman menyerbu Polandia. Melihat gerakan yang dilakukan Jerman tersebut, Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman.

Daftar Rujukan:
http://www.gurupendidikan.net/2015/11/Fasisme-Pengertian-Sebab-Munculnya-Fasis-dan-Negara-Negara-Fasis-Pada-Perang-Dunia-II.html




1 komentar:

  1. Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

    BalasHapus