Fasisme adalah
ideologi yang berdasarkan pada prinsip kepemimpinan dengan otoritas absolut di
mana perintah pemimpin dan kepatuhan berlaku tanpa pengecualian. Pasukan dengan
otoritas (atau militer) menjadi sangat penting dalam ideologi fasis, karena
ideologi ini selalu membayangkan adanya musuh, sehingga pemimpin dan militer
harus kuat menjaga negara. Gerakan
ini memiliki satu tujuan: menghancurkan musuh, dimana musuh dikonstruksikan
dalam kerangka konspirasi atau ideologi lain. Dalam pola pikir fasis,
musuh berada di mana-mana baik di medan perang maupun dalam bangsa sendiri
sebagai elemen yang tidak sesuai dengan ideolgi fasis. Dalam ideologi
fasis, akibatnya adalah individualitas manusia hilang, dan pengikut menjadi
massa yang seragam dimana individu hanya menjadi alat untuk mencapai tujuan
gerakan fasis tersebut.
Gerakan fasis termasuk gerakan radikal ideologi nasionalis
otoriter politik. Dalam ideologi fasis, massa tak boleh
mempunyai identitas yang beragam dan wajib seragam. Individualitas hilang
karena kebhinekaan dilarang,
hancurnya identitas individu berdampak massa mengambang yang dengan dipimpin
oleh pemimpin karismatik dengan kekuasaan absolut.
Ciri-ciri ideologi fasis:
1. Kepemimpinan otoritas absolut,
pengikut menjadi massa yang seragam.
2. Gerakan militerisme penting, karena
fasisme selalu membayangkan negara dalam keadaan bahaya dan musuh dimana-mana.
3.
Musuh dikonstruksi dalam sebuah
kerangka konspirasi atau ideologi.
4.
Ideologi identitas dimana sebuah unsur
harus murni, yaitu bebas unsur-unsur yang mengangap sebagai unsur yang tidak
asli.
Fasisme Italia
Fasisme Italia (bahasa Italia: Fascismo) adalah ideologi fasisme yang berkembang di Italia.
Ideologi ini dikaitkan dengan Partai Fasis Italia (yang menguasai Kerajaan Italia dari tahun 1922 hingga 1943 di bawah
kepemimpinan Benito Mussolini), Partai Fasis Republikan (yang berkuasa dari tahun 1943 hingga 1945), Gerakan Sosial Italia, dan gerakan-gerakan neo-fasis lainnya. Fasisme Italia berakar dari nasionalisme Italia dan keinginan untuk merestorasi dan memperluas wilayah Italia,
yang dianggap penting oleh para fasis untuk menegaskan keunggulan dan kekuatan
bangsa dan menghindari keruntuhan. Para
fasis Italia mengklaim bahwa Italia modern adalah penerus Romawi Kuno dan mendukung pendirian Kekaisaran
Italia untuk
menyediakan spazio vitale ("ruang vital") bagi para
penetap Italia dan menguasai Laut Tengah.
Fasisme Italia
mendukung sistem ekonomi korporatisme,
yaitu sistem yang menghubungkan sindikat majikan dan pekerja dalam
asosiasi-asosiasi agar dapat secara kolektif mewakili produsen ekonomi bangsa
dan bekerja sama dengan negara untuk menetapkan kebijakan ekonomi nasional. Mereka mendukung korporatisme sebagai alternatif dari kapitalisme dan Marxisme, yang
menurut mereka sudah usang. Para
fasis ingin sistem tersebut menyelesaikan konflik kelas melalui kolaborasi antar kelas. Fasisme Italia menentang liberalisme dan sosialisme, namun juga menentang konservatisme reaksioner yang dikembangkan oleh Joseph de Maistre. Para
fasis yakin bahwa keberhasilan nasionalisme Italia hanya dapat dicapai bila
rakyat menghormati tradisi, merasa memiliki masa lalu yang sama, dan
berkomitmen untuk memodernisasi Italia.
Berikut ini hal-hal yang dilakukan Mussolini untuk mencapai kejayaan
Italia:
1) Memaksa Raja Victor Immanuel
III untuk menyerahkan kekuasaan kepadanya.
2) Semangat Italia Irredenta
melandasi penyatuan bangsa Italia.
3) Memperkuat angkatan perang.
4) Menguasai seluruh Laut
Tengah sebagai Mare Nostrum atau Laut
Kita.
5) Menduduki Ethiopia
(Abbessinia) dan Albania.
Fasisme Jerman
Munculnya
fasis di Jerman diawali dengan berdirinya Partai Buruh Jerman “Deutcshe Arbeiter
Partei” di Münich, Jerman pada tahun 1919 oleh Adolf Hitler. Kemudian dalam perkembangannya, partai ini berganti nama
menjadi National Sozialistiche Deutsche Arbeiter Partei (NSDAP) yang
kemudian terkenal dengan sebutan Partai Nazi. Selain menganut fasisme, Partai Nazi juga
menganut pandangan
chauvinisme, yaitu menganggap dirinya lebih unggul dari ras lainnya.
Berikut ini sebab-sebab umum munculnya paham fasis di Jerman:
1)
Kejayaan masa lampau, yang dibuktikan dengan adanya sejumlah ilmuwan yang berasal dari ras Nordik (Arya).
2)
Kesulitan ekonomi.
3)
Lemahnya sistem pemerintahan.
4)
Kemenangan Partai Nazi dalam pemilu 1930.
Pada tahun
1923 Hitler menulis autobiografi yang berjudul Mein Kampf (perjuanganku)
yang memuat ajaran tentang
keunggulan ras Arya dibandingkan ras-ras lainnya. Selain itu, Mein
Kampf juga memuat konsep Lebensraum (ruang untuk hidup yang lebih luas) yaitu gagasan perluasan wilayah Jerman melalui perang. Pada 30 Januari 1933 Hitler diangkat sebagai kanselir Jerman. Selama menjabat sebagai kanselir, Hitler bercita-cita mewujudkan kembali kejayaan Jerman. Salah satu upaya yang dilakukan Hitler adalah mengangkat dirinya sebagai Führer (pemimpin)
dan memperkuat kedudukan partai Nazi.
Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Hitler untuk
mewujudkan kejayaan Jerman:
1)
Membangun angkatan perang yang kuat.
2) Membangun
industri secara besar-besaran untuk mengatasi pengangguran dengan pembangunan empat tahun I (1934 –
1937) dan II (1937 – 1940).
3)
Memperkuat dukungan rakyat terhadap Nazi dan menjadikan Partai Nazi sebagai partai tunggal dalam pemerintahan.
4)
Mengobarkan semangat anti Yahudi dengan membunuh dan mengusir orang-orang Yahudi.
5) Menolak Perjanjian Versailles dengan tidak
mau membayar kerugian perang.
6) Membentuk polisi rahasia Gestapo untuk menindas lawan
politik Nazi.
Keberhasilan
dan tumbuhnya rasa percaya diri Jerman menyebabkan Jerman melakukan
ekspansi untuk memperluas wilayah negaranya. Nazi Jerman di bawah Hitler menerapkan politik Lebensraum, yaitu politik mencari daerah
ruang hidup yang lebih luas. Misalnya, ketika Jerman menduduki Austria
(1938), Jerman juga menuntut Sudentenland di Cekoslovakia yang dikuasai
Inggris untuk menjadi wilayah jajahannya. Selain itu untuk mencegah aksi
internasional di arah Timur, Hitler menandatangani Pakta Non-Agresi dengan
Rusia (Molotov Ribbentrop Fact).
Selanjutnya, pada tanggal 1 September 1939
Jerman menyerbu Polandia. Melihat gerakan yang dilakukan Jerman tersebut,
Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman.
Daftar Rujukan:
http://www.gurupendidikan.net/2015/11/Fasisme-Pengertian-Sebab-Munculnya-Fasis-dan-Negara-Negara-Fasis-Pada-Perang-Dunia-II.html
Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
BalasHapus