Selasa, 17 Juli 2018

SUCCESS IN YOUR LIFE

I know the definition of success, but I can’t tell you what it is. Because it’s my definition. The meaning of success is unique to each and every person. Some people want sports cars, some people want money, some people want love, some people just want less stress. There’s successful people who work on wall street and make lots of money. There’s successful people who live in small remote villages who fish all day long and they are living their dreams.

Most people don’t know what their definition of success is. That’s why they have so much uncertainity. That’s why they get caught up in trivial things. If you haven’t thought about it yet, you have to devote an entire day to just sit down and think “What do I really want out of life?”. It sounds simple, but most people just don’t do it. They don’t have the guts to admit what do I really want. And I mean seriously and realistically listing what you want. Don’t say “I want to be rich”. That doesn’t mean anything. Rich could mean earning a ton of money but working 80 hour weeks. That’s probably not actually rich because you’re working too damn much. Rich could mean something completely different. Like owning a really big comic book collection. Both people are rich right? They have a lot of assets?

You’re going to have to do some deep soul searching. You have to try new things. You have to fail. You have to meet people who are doing what you want to be doing and ask them what is it like. There’s a million questions to ask yourself.

The most important question is “What would life be like if I didn’t have this dream come true?”. What would life be like if you didn’t get that really big comic book collection. I’m kind of joking, but it’s true, you need to think about the results and consequences.

And I’m telling you this because your goals might requires bigger actions than you think. Do you need to move to another city or even another country to achieve your goals? Sometimes it matters a lot. Do you need to quit you job to ultimately be happy?

See this is why I never believed in asking other people for advice. Because who can really know what’s good for you? Only you. Nobody knows how important certain things are to you. Some people will even reject it. They’ll tell you not to do things, especially if they are radically different. Sometimes they might be jealous, but the truth is they don’t think its right for them.

Success is serious. This is what drives you. This is why you wake up in the morning. This is why you go to work everyday. This is important. That’s why you need to take the time out to figure out what it means to you.

And just because you’ve done it once doesn’t mean you’re done. You have to re-evaluate the meaning of success periodically. Like every few years. Because your values will change. What’s your meaning of success going to be like after you finish school? After you get married? After you retire? It’s always going to change. But that’s ok.

Source: Youtube Channel 'Endless Motivation'

Senin, 20 Februari 2017

Good Vibes dan Good Life

Sumber: Google

Gambar ini aku dapatkan dengan menuliskan keyword Google “positive vibes”, sama halnya dengan keyword laman blog aku. Pertama melihat gambar ini, aku langsung suka karena isi kalimat dan maknanya. Disamping maknanya, gambar yang berlatar belakang putih ini juga sangat enak untuk dipandang. Putih terkadang menandakan elegan dan netral. Akhirnya aku langsung download foto ini lalu aku buat potongan-potongannya di aplikasi mobile instagrid dan mempostingnya di akun pribadi instagram aku @arieswidiastuti.

Ini beberapa makna kalimat dari gambar tersebut versi aku:

Di baris pertama terdapat tulisan ‘good vibes’ (energi positif) dan tepat dibawahnya terdapat tulisan ‘good people’ (orang yang baik) . Makna dari baris pertama dan kedua ini adalah energi positif selalu berbanding lurus dengan orang yang baik. Dengan kata lain, ketika kamu memiliki hari-hari yang positif dengan energi yang positif pula, maka kamu akan menjadi orang yang baik. Orang baik disini bisa multimakna. Apakah baik tutur katanya atau juga bisa tingkah lakunya. Dampak besar dari energi positif lainnya adalah kamu bisa mengajak orang-orang di sekitar kamu untuk menjadi good people. Memang begitulah relasinya. Ketika kamu ingin jadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, maka kamu harus memiliki energi positif dahulu di dalam diri kamu.

Untuk baris ketiga dan keempat begini penjelasannya. Pada baris ketiga terdapat tulisan ‘good times’ (waktu yang baik) dan pada baris keempat terdapat tulisan ‘good life’ (kehidupan yang baik). Maka good times juga akan berbanding lurus dengan good life. Ketika kamu sedang santai, tidak tau harus melakukan apa tetapi kamu gunakan waktu santaimu itu untuk membaca (misalnya), maka kamu memiliki kehidupan yang baik, dalam hal ini kamu sudah selangkah lebih maju mengupgrade pengetahuan dan wawasan kamu secara tidak langsung.


Nah di tengah gambar terdapat empat panah yang saling berhadapan. Apa maksudnya? Jadi dengan adanya energi positif kamu bisa menjadi orang baik atau bahkan menularkan energi tersebut kepada orang lain dimana kedua aspek tersebut (good vibes dan good people) memberikan kamu waktu yang tepat untuk memiliki kehidupan yang indah. Semua hal di dunia ini dimulai dari langkah pertama yang kita ambil. Apakah langkah menuju kebaikan atau sebaliknya, langkah menuju kesesatan.

Senin, 23 Januari 2017

Notulensi IR-FGD: Asal-usul Kedaulatan (Tinjauan Kritis atas Konsepsi Negara-Negara Modern)


Tema : "Asal-usul Kedaulatan: Tinjauan Kritis atas Konsepsi Negara-Negara Modern"
Tanggal : Ahad, 22 Januari 2017
Waktu. : 09:00-12:00

Pembicara : Prianggo Adam Kuncoro [ HI UNSOED 2013]
Moderator : Mohamad Fajar Haqi Ismaha [ HI UNSOED 2012 ]
Notulensi. : Gevrazy

*Materi Pengantar*

*Prianggo A. K.*

Dalam kesempatan ini, saya mengajukan tema kedaulatan kepada kawan kawan semua. Mengapa? Karena hal ini sejatinya akan merefleksikan kembali tentang pertanyaan mendasar dari adanya studi HI terutama dalam mata kuliah PIHI (pengantar ilmu HI) yakni "HI itu mempelajari tentang apa?". Mungkin akan banyak variasi jawaban jika merunut dari pendapat para ahli. 

Tp secara umum HI merujuk pada studi tentang hubungan antaraktor yang melintasi batas-batas negara (mohon koreksinya). Yaaa, kedudukan "negara" atau lebih tepatnya negara yang berdaulat (merdeka) yang sangat lekat dalam studi HI disinilah akan menjadi bahan pendiskusian bahkan perdebatan yang hendak saya ajukan dalam forum ini. Jika dalam sosiologi, negara dimaknai sebagai lembaga/sistem pengorganisasian sosial, adapun dalam ilmu politik negara juga dimaknai sebagai alat kekuasaan, lantas dlm disiplin HI bagaimana? Mungkin jawaban yg umum adalah yaa sbg aktor. Yaa aktor yg tidak bisa dipungkiri mempunyai peran yg sangat dominan. Meskipun peran aktor non-negara juga semakin mencuat seiring kompleksitas studi HI yg terus berkembang, tapi tetap saja aktor negara masih mempunyai porsi yang tidak bisa dibilang kecil. Mengapa bisa seperti itu?

Jika dilihat dari beberapa sampel penelitian mahasiswa HI ataupun sarjana sarjana HI, kajian tentang kebijakan luar negeri, diplomasi, strategi perdagangan bahkan strategi militer masih menjadi wacana dominan. Negara-sentris, ya begitulah paradigma utama yg masih dominan bahkan hegemonik dalam studi HI. Karena hal ini berpengaruh terhadap cara pandang kita terhadap aktor-aktor lain, misalnya teroris.Nuansa subjektivitas yg mengakar yang menyematkan teroris sebagai ancaman dunia, penebar kekerasan dsb. Tapi disatu sisi kadang penilaian kita cenderung berat sebelah justru ketika negara melakukan terror kepada warga negaranya atas nama menegakan kedaulatan, apakah stigma kita bisa konsisten menyikapi hal tersebut? Atau mungkin melihat fenomena migrasi internasional dimana persoalan perlindungan migran, penelantaran refugee dan diskriminasi yg kerap diterima oleh migran sbg manusia kelas dua bukankah itu tidak terlepas dari adanya ego kedaulatan?

Kita bisa lihat motif kedaulatan menjadi legitimasi pembenaran tindakan suatu negara suatu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mempertahankan wilayahnya dari ancaman. Tapi jika benar seperti itu, lantas bagaimana kedudukan kedaulatan hari ini (Objektifnya) di bidang politik, tdk sedikit negara yg terpaksa tunduk kepada kekuatan aktor lain (negara maupun non-negara) yg lebih kuat, besar dan kaya. Pengakuan kedaulatan hanya sekedar ritual diplomatis yg diwariskan turun temurun. Di ranah ekonomi, banyak negara yg tidak berdaya menghadapi fluktuasi harga akibat deregulasi pasar, bahkan tak kuasa mengekang kehendak perusahaan perusahaan dalam negerinya saat didesak untuk mereorientasikan kebijakan yg lebih terbuka terhadap pasar bebas, ketimbang kearah kesejahteraan sosial. Bahkan dalam aspek perdagangan, perpindahan barang dan manusia antar negara dewasa ini kian massif dan semakin tak terlacak oleh aparat pemerintah. Contoh, penyelundupan barang-barang dan migrasi ilegal kian marak.

Sedikit menyinggung soal migrasi, dampak perpindahan manusia lintas negara tak jarang berpengaruh terhadap identitas nasional suatu bangsa. Tak jarang perpindahan manusia berikut budayanya dianggap sebagai malapetaka bagi tatanan sosio-kultural yg telah mapan disuatu negara.
Hal diatas adalah beberapa beberapa fenomena yg kerap kita saksikan melihat teater global dengan negara-negara berdaulat sebagai wayangnya. Mungkin kawan-kawan masih ingat dengan perjanjian westphalia? Perjanjian dami perang 30 tahun di eropa itu konon menjadi cikal bakal lahirnya konsep kedaulatan negara-negara modern disini. Kedaulatan yg menekankan pada pentingnya batas negara dan pemisahan administratif kebijakan politik baik luar maupun dalam.

Padahal sebelum muncul perjanjian tersebut, telah banyak konsep kedaulatan yg berkembang. Kedaulatan versi khalifah misal, dia suatu wilayah yg masyarakatnya mengukuhkan dirinya berpegang teguh pada dua kalimat syahadat, artinya dia berada dalam kekuasaan yg sama, yakni kepemimpinan khilafah. Atau era majapahitnya gajah mada, dimana sejauh mana dia berlayar dan berhasil mengukuhkan prasasti maka disitulah teritorinya
Begitulah transformasi kedaulatan jika dirunut secara historis dan perkembangan dinamikanya dari tiap tiap kawasan. Lantas yg menjadi pertanyaan selanjutnya, dari keseluruhan penerapan praktek kedaulatan di suatu negara, adakah yg berhasil menggapai cita citanya, Yakni melindungi dan memenuhi kebutuhan masyarakatnya?
Dan apakah upaya-upaya tindakan negara yg mengatasnamakan kedaulatan negara benar benar berangkat dari aspirasi masyarakatnya?

Paradoxal logika kedaulatan paling menonjol bisa kita lihat bagaimana kebijkan AS di era Nixon yang mendeklarasikan perang vietnam yg ternyata tidak disambut antusias oleh warga negaranya, salah satunya mohammad ali yg menolak kebijakan wajib militer. Atau paling terdekat, Indonesia ! Keikutsertaan indonesia dalam forum APEC dan MEA hingga operasi militer di papua dan aceh, jangankan bertanya apakah hal tersebut berangkat dari aspirasi warga negara indonesia, pertanyaan "apakah itu memang benar benar berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan jaminan keamanan masyarakat indonesia?" Juga tentunya akan menuai perdebatan yang sengit. Tapi ada fenomena menarik di belahan bumi timur tengah kawan-kawan. Ada yang pernah dengar rojava? Dimana daerah otonomi dideklarasikan oleh bangsa kurdi yg merupakan buah perjuangan bangsa mereka atas diskriminasi, marjinalisasi dan subordinasi yg mereka terima di turki, irak, iran dan suriah akibat dekolonisasi memaksa mereka melakukan perjuangan revolusioner. 

Mereka hendak mengusung suatu sistem demokrasi tapi tanpa negara. Dan itu bukan sekedar angan angan / teori, tapi sedang dipraktekan. Bahkan ditengah ketidakberdayaan negara negara arab menghadapi 
pasukan isis, para pejuang rojava berhasil membuat pasukan isis tunggang langkang dan mereka (rojava-red) berhasil menduduki kawasan yg sebelumnya dikuasai oleh isis. Adapun maksud demokrasi tanpa negara yg hendak mereka usung yakni,,demokrasi akar rumput, yang berkarakter ekologis, kesetaraan gender dan anti sentimen SARA. Bahkan dengan perjuangan seperti mereka merasa lebih berdaulat (merdeka) dibandingkan masyarakat yg masih menganut sistem negara.

Bahkan ditengah ketidakberdayaan negara negara arab menghadapi pasukan isis, para pejuang rojava berhasil membuat pasukan isis tunggang langkang dan mereka (rojava-red) berhasil menduduki kawasan yg sebelumnya dikuasai oleh isis. Adapun maksud demokrasi tanpa negara yg hendak mereka usung yakni,,demokrasi akar rumput, yang berkarakter ekologis, kesetaraan gender dan anti sentimen SARA. Bahkan dengan perjuangan seperti mereka merasa lebih berdaulat (merdeka) dibandingkan masyarakat yg masih menganut sistem negara.
Bagi mereka kedaulatan itu didapat ketika nasib mereka ditentukan oleh mereka sendiri bukan menggantungkan pada orang lain.

Tp, perlu menjadi catatan, suatu kondisi tiap kawasan pasti berbeda beda dinamikanya. Keberhasilan suatu negara/masyarakat dalam membangun atau menghadirkan kedaulatan tidak bisa asal copy paste. Tapi pembelajaran atas pengalaman masyarakat/negara di suatu kawasan tentunya sangat penting untuk diambil. Karena suatu konsep hanya akan usang ketika tidak bisa dipraktekan dan perlu diupgrade jika sudah lapuk oleh zaman.

________________________________
*SESI DISKUSI, TANYA - JAWAB*
________________________________

*Pertanyaan 1: 

Soal rojava yang merasa lebih berdaulat daripada kita yang masih dinaungi negara. Kalau menurut hemat saya kita gak pernah bisa benar benar berdaulat atau gak ada kedaulatan absolut, di level negara mungkin kedaulatannya memang parsial tapi at least ada kedaulatan. kalau kedaulatan yang diyakini rojava kayaknya harus belajar dari runtuhnya paham liberalisme laizzes faire et laizzes passer. Ketika pasar dibiarkan mengatur semuanya sendiri pada akhirnya hancur karena ga ada aturan, makin anarkis dong karena ga ada regulasi yang melindungi kedaulatan seseorang artinya jangankan mau dapat kedaulatan absolut dapat kedaulatan secara parsial aja bakal susah.

*Tanggapan : Prianggo A. K.*

Memang ada yang bilang kalo rojava itu anarkis. Tapi jika didasarkan pada keterangan pemimpinnya, Abdullah Ocalan sistem yg mereka anut yakni konfederalisme demokrasi. Di level ekonomi, mereka lebih menggunakan model koperasi untuk menjaga terpenuhinya kebtuhan merka. Sekarang mereka sudah bisa bangun lembaga penddikan sendiri. Beberapa ilmuan sosial eropa mulai tertarik berkunjung ke kawasan tersebut karena uniknya, dan konsep masyarakat yg asing didengar di ruang ruang kelas kuliah hari ini. Terkait kedaulatan absolut, yaa memang tidak ada yang absolut, karena semuanya berkembang secara dialektis. Pengalaman masa lalu, keterbatasan hari ini akan jadi dorongan buat praktek di masa depan.

Another world is possible, berdasarkan keterbatasan sayaa, menurut saya untuk menciptakan kondisi yg berdaulat (baik individu, masyakat maupun negara) saya kira caranya ya sejauh mana kita memperjuangkan bukan menunggu kebaikan hati suatu aktor. Rada sepakat ama pakde abdullah ocalan hehe. Oh iyaa ada dalam ilmu sosial namanya kontrak sosial. Kontrak sosial disini untuk mengantisipasi kecenderungan anarkisme dalam sistem masyarakat.

*Pertanyaan 2:


1) Kita hidup di wilayah yg katanya mmpunyai kedaulatan trtinggi yg d pegang oleh rakyat. Nah, di sisi lain dlm suatu kedaulatan itu ada bbrp region di dalamnya yg mngnut kesultanan. Yg mau saya prbncangkn dsini, mnurut pndpt kkk apkh akan ada celah unsur monopoli bhkn monopolistik dlm kebijakan yg pemerintah prsilahkn dg trbuka lebar? Kalau iya dan ada bgaimana?

2) Bila iya itu trjdi, bahkan prmslhannya ada yg merugikn rakyat, tdk brsatu bhkn tdk mnguntungkan rakyat, pdhl rakyt dsini sbg pmgang suatu kedaulatan trtinggi. Apabila ada suatu permasalahan dr peraturan2 daerah dsb, ttg kesepkatan baru sprt MoU dsb dan itu dgunakan untuk kpntingan pihak2 trtntu. Dan mngkin saja rakyat tdk mngetahui adanya hal itu dan yg ini adalah sgt tdk brpihak trhdp rakyat untuk mlyani dll. Apakah kmudian pihak atas/kpmrintahan seenknya bgtu saja, dan atau apkh ada titik kebijaksanaannya setelah rakyat hampir dijadikan boneka monopoli olehnya? pndpt kkk bgaimana?

*Tanggapan : Prianggo A. K.*

Aku sih nangkepnya disini sejauh mana rakyat berkuasa ? Atau sejauh mana keterlibatan rakyat dalam penentuan suatu kebijakan?
Paling aku bakalan menyoroti dititik rawannya praktek monopoli kekuasan, Itu sebenarnya bisa dibedah dalam kerangka analisis ekonomi politik. Dalam dinamika masyarakat yang heterogen baik secara vertikal maupun horizonal pasti tidak akan terlepas dari relasi kuasa, ketika terjadi monopoli,,artinya ada kondisi kubu mayoritas yg inferior dan minoritas yg superior.
Jika memandang negara sebagai alat kekuasaan, artinya negara tersebut dikuasai oleh sang minoritas terhadap mayoritas
Minor dan mayor disini bukan bertendensi SARA loh yaa mksdnya, tp jika dilihat dari analisis ekopol bisa diperhatikan dari bagimana sang minor mensejahterakan dirinya dan keluarganya dan bagaimana upaya mempertahankannya.

*Pertanyaan 3 : 

Nah kontrak sosial, kenapa ada sistem negara awalnya karena ada kontrak sosial juga kan? Atau jangan-jangan apa yg dilakukan bangsa kursi itu semacam circular flow? Fenomena sosial kan sering terulang!

*Tanggapan : Prianggo A. K.*

Negara kan salah satu produk kontrak sosial, misal produk yg mau diusung yakni "masyarakat madani" yaa bisa bisa ajasih. Tentunya akan disesuaikan dengan kondisi zaman.
Tidak ada yg mustahil dalam melihat perubahan, termasuk sistem negara. Yang mustahil justru memandang sistem negara tidak akan berubah (stagnan).

*[[ CLOSING STATEMENT ]]*

Perdebatan tentang kedaulatan negara semakin kompleks. Kondisi idea dan realita yg terlihat kontradiktif menjadi pemicunya. Akan tetapi jika melihat kedaulatan adalah suatu kebutuhan bagi kita, maka jalan yang ditempuh ada dua, yakni dengan memperjuangkan atau menunggu dikasihani. Memang kita tidak bisa asal mencaplok konsep keberhasilan ditempat lain karena kondisinya pasti berbeda beda tiap wilayah. Tetapi bukan berarti tidak ada pembelajaran yg bisa dipetik dr keberhasilan di wilayah lain meskipun kendala dan kelemahan akan tetap mengiri.

Kamis, 19 Januari 2017

Stereotype “Tukang”

Tukang. Bagi sebagian orang, mendengar kata „tukang“ kadang dianggap sebelah mata. Percaya atau tidak memang seperti itu adanya. Dengan semakin maraknya joke, meme, sitkom atau bahkan dalam kehidupan kita sehari-hari, istilah “tukang“ menjadi sasaran bagi suatu pekerjaan yang kurang dihargai keberadaannya. Saya kira, mereka yang sering melontarkan joke mengenai “tukang” ini belum tau betapa berharga dan berartinya mereka. Coba kita lihat, tanpa „tukang sampah“ pekarangan rumah kita atau bahkan seisi lingkungan di dunia ini akan menjadi pemandangan yang tidak sedap dan penuh dengan sampah. Tanpa „tukang ojek“ dan „tukang becak“, kita akan kerepotan membawa barang-barang belanjaan kita dari pasar atau untuk sekadar menjangkau jarak perjalanan yang dirasa jauh oleh kedua kaki kita.

Bagi sebagian ibu rumah tangga yang menggunakan waktu luangnya untuk „mengobrol“ dengan ibu-ibu lainnya, obrolan orang lain biasanya menjadi sasaran empuk bagi mereka. „Bu, tau nggak? Bapak X ini kerjanya jadi tukang es cendol?“. „Wah, itu tetangga baru saya kan tukang nasi goreng. Mangkalnya di Jalan Z“. Atau dengan joke lain yang sering dilontarkan para komedian di televisi, “dasar lo, muke kayak tukang bala-bala aja bangga“, „aduh lo ye, suka ga ngaca. Mantan tukang rujak bebek aja gayanya selangit“, „eh lo ngapain bawa tas kaya tukang kredit gituan? Ga keren!!“, dan masih banyak lain. Saya rasa, kita tidak pernah damai dengan istilah „tukang“ padahal tanpa mereka kita tidak bisa membeli barang atau mendapatkan jasa yang kita butuhkan.

Pernahkah kita berada di posisi „tukang“ ketika ujaran bernada menghina itu terlontar? Saya benar-benar tidak tau apa yang mereka rasakan ketika sindiran-sindiran yang awalnya bertujuan untuk menghibur orang lain, menjadi sebuah penghinaan. Dalam tulisan saya ini, saya mengajak kepada kalian semua untuk tidak membully, menghina, atau memandang sebelah mata pekerjaan seorang „tukang“ apalagi secara verbal, karena apa yang diproduksi oleh perkataan kita akan mendapatkan respon yang variatif dari pendengarnya. Mulutmu harimaumu. Sadarkah kita, bahkan banyak penderita penyakit mental karena menerima ujaran-ujaran kebencian (hate speech), penghinaan, dan yang senadanya? Kita tidak pernah tau isi hati orang. Apapun pekerjaan selama dilakukan penuh kejujuran, tetap akan menjadi ibadah sekalipun menjadi „tukang“. Kuncinya adalah NO JUDGEMENTAL!!!

Kawah Putih

Jetzt werde ich über den weiβen Krater erzählen. Dieser Text wird von den Deutschstudenten an der UPI Bandung und unserer Dozentin, Frau Mery Dahlia Hutabarat bearbeitet. Dieser Text kann auch als Reiseführung benutzt werden. Ich habe ihn gelesen, als die Tourismusstudenten eine Reise in den weiβen Krater gemacht haben. In diesem Fall war ich eine Reisebegleiterin. Wenn Sie Fehler finden, bitte korrigieren Sie, damit ich diesen Text verbessern kann.

Kawah Putih:

Guten Morgen, meine Damen und Herren. Wir sind jetzt am Kawah Putih. Er ist auf Deutsch ein weißer Krater. Der Krater  hat weiβe Farbe, weil der Sand um den Krater herum weiß ist.
Dieser Krater befindet sich im Berg Patuha. Der Berg Patuha liegt etwa 50 km südlich von Bandung und ist 2430 Meter hoch über dem Meeresspiegel, sodass das lokale Klima kühl ist. Die Temperaturen sind häufig um 10 Grad Celsius. Er ist ein relativ stabiler Vulkan ohne Aufzeichnungen über signifikante Aktivität seit dem Jahr 1600.

Die Kawah Putih ist seit 1987 oft sowohl von den Einheimischen als auch von den ausländischen Touristen besucht. Über den Krater kann man Texte in Website lesen. Ja, Sie müssen aber Verständnis haben, wenn die Texte ungrammatisch sind.

Kawah Putih ist ein beträchtlich (sehr) stark saurer See (pH 0,5 bis 1,3). Die Farbe des Seewassers kann sich verändern, obwohl der Berg den Namen Kawah Putih hat. Das hängt von der Konzentration der Schwefel und von der Temperatur oder von der Oxidationsstufe.
Aber die Farbe des Sands und der Felsen rund um den See ist ebenfalls weiß.






Fasisme

Fasisme adalah ideologi yang berdasarkan pada prinsip kepemimpinan dengan otoritas absolut di mana perintah pemimpin dan kepatuhan berlaku tanpa pengecualian. Pasukan dengan otoritas (atau militer) menjadi sangat penting dalam ideologi fasis, karena ideologi ini selalu membayangkan adanya musuh, sehingga pemimpin dan militer harus kuat menjaga negara. Gerakan ini memiliki satu tujuan: menghancurkan musuh, dimana musuh dikonstruksikan dalam kerangka konspirasi atau ideologi lain. Dalam pola pikir fasis, musuh berada di mana-mana baik di medan perang maupun dalam bangsa sendiri sebagai elemen yang tidak sesuai dengan ideolgi fasis. Dalam ideologi fasis, akibatnya adalah individualitas manusia hilang, dan pengikut menjadi massa yang seragam dimana individu hanya menjadi alat untuk mencapai tujuan gerakan fasis tersebut.

Gerakan fasis termasuk gerakan radikal ideologi nasionalis otoriter politik. Dalam ideologi fasis, massa tak boleh mempunyai identitas yang beragam dan wajib seragam. Individualitas hilang karena kebhinekaan dilarang, hancurnya identitas individu berdampak massa mengambang yang dengan dipimpin oleh pemimpin karismatik dengan kekuasaan absolut.
Ciri-ciri ideologi fasis:
1.      Kepemimpinan otoritas absolut, pengikut menjadi massa yang seragam. 
2.      Gerakan militerisme penting, karena fasisme selalu membayangkan negara dalam keadaan bahaya dan musuh dimana-mana. 
3.      Musuh dikonstruksi dalam sebuah kerangka konspirasi atau ideologi.
4.      Ideologi identitas dimana sebuah unsur harus murni, yaitu bebas unsur-unsur yang mengangap sebagai unsur yang tidak asli.

Fasisme Italia
Fasisme Italia (bahasa Italia: Fascismo) adalah ideologi fasisme yang berkembang di Italia. Ideologi ini dikaitkan dengan Partai Fasis Italia (yang menguasai Kerajaan Italia dari tahun 1922 hingga 1943 di bawah kepemimpinan Benito Mussolini), Partai Fasis Republikan (yang berkuasa dari tahun 1943 hingga 1945), Gerakan Sosial Italia, dan gerakan-gerakan neo-fasis lainnya. Fasisme Italia berakar dari nasionalisme Italia dan keinginan untuk merestorasi dan memperluas wilayah Italia, yang dianggap penting oleh para fasis untuk menegaskan keunggulan dan kekuatan bangsa dan menghindari keruntuhan. Para fasis Italia mengklaim bahwa Italia modern adalah penerus Romawi Kuno dan mendukung pendirian Kekaisaran Italia untuk menyediakan spazio vitale ("ruang vital") bagi para penetap Italia dan menguasai Laut Tengah.
Fasisme Italia mendukung sistem ekonomi korporatisme, yaitu sistem yang menghubungkan sindikat majikan dan pekerja dalam asosiasi-asosiasi agar dapat secara kolektif mewakili produsen ekonomi bangsa dan bekerja sama dengan negara untuk menetapkan kebijakan ekonomi nasional. Mereka mendukung korporatisme sebagai alternatif dari kapitalisme dan Marxisme, yang menurut mereka sudah usang. Para fasis ingin sistem tersebut menyelesaikan konflik kelas melalui kolaborasi antar kelas. Fasisme Italia menentang liberalisme dan sosialisme, namun juga menentang konservatisme reaksioner yang dikembangkan oleh Joseph de Maistre. Para fasis yakin bahwa keberhasilan nasionalisme Italia hanya dapat dicapai bila rakyat menghormati tradisi, merasa memiliki masa lalu yang sama, dan berkomitmen untuk memodernisasi Italia.
Berikut ini hal-hal yang dilakukan Mussolini untuk mencapai kejayaan Italia:
1) Memaksa Raja Victor Immanuel III untuk menyerahkan kekuasaan kepadanya.
2) Semangat Italia Irredenta melandasi penyatuan bangsa Italia.
3) Memperkuat angkatan perang.
4) Menguasai seluruh Laut Tengah sebagai Mare Nostrum atau Laut Kita.
5) Menduduki Ethiopia (Abbessinia) dan Albania.

Fasisme Jerman

Munculnya fasis di Jerman diawali dengan berdirinya Partai Buruh Jerman Deutcshe Arbeiter Partei” di Münich, Jerman pada tahun 1919 oleh Adolf Hitler.  Kemudian dalam perkembangannya, partai ini berganti nama menjadi National Sozialistiche Deutsche Arbeiter Partei (NSDAP) yang kemudian terkenal dengan sebutan Partai Nazi. Selain menganut fasisme, Partai Nazi juga menganut pandangan chauvinisme, yaitu menganggap dirinya lebih unggul dari ras lainnya.

Berikut ini sebab-sebab umum munculnya paham fasis di Jerman:
1) Kejayaan masa lampau, yang dibuktikan dengan adanya sejumlah ilmuwan yang berasal dari ras Nordik (Arya).
2) Kesulitan ekonomi.
3) Lemahnya sistem pemerintahan.
4) Kemenangan Partai Nazi dalam pemilu 1930.

Pada tahun 1923 Hitler menulis autobiografi yang berjudul Mein Kampf (perjuanganku) yang memuat ajaran tentang keunggulan ras Arya dibandingkan ras-ras lainnya. Selain itu, Mein Kampf juga memuat konsep Lebensraum (ruang untuk hidup yang lebih luas) yaitu gagasan perluasan wilayah Jerman melalui perang. Pada 30 Januari 1933 Hitler diangkat sebagai kanselir Jerman. Selama menjabat sebagai kanselir, Hitler bercita-cita mewujudkan kembali kejayaan Jerman. Salah satu upaya yang dilakukan Hitler adalah mengangkat dirinya sebagai Führer (pemimpin) dan memperkuat kedudukan partai Nazi.

Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Hitler untuk mewujudkan kejayaan Jerman:
1) Membangun angkatan perang yang kuat.
2) Membangun industri secara besar-besaran untuk mengatasi pengangguran dengan pembangunan empat tahun I (1934 – 1937) dan II (1937 – 1940).
3) Memperkuat dukungan rakyat terhadap Nazi dan menjadikan Partai Nazi sebagai partai tunggal dalam pemerintahan.
4) Mengobarkan semangat anti Yahudi dengan membunuh dan mengusir orang-orang Yahudi.
5) Menolak Perjanjian Versailles dengan tidak mau membayar kerugian perang.
6) Membentuk polisi rahasia Gestapo untuk menindas lawan politik Nazi.

Keberhasilan dan tumbuhnya rasa percaya diri Jerman menyebabkan Jerman melakukan ekspansi untuk memperluas wilayah negaranya. Nazi Jerman di bawah Hitler menerapkan politik Lebensraum, yaitu politik mencari daerah ruang hidup yang lebih luas. Misalnya, ketika Jerman menduduki Austria (1938), Jerman juga menuntut Sudentenland di Cekoslovakia yang dikuasai Inggris untuk menjadi wilayah jajahannya. Selain itu untuk mencegah aksi internasional di arah Timur, Hitler menandatangani Pakta Non-Agresi dengan Rusia (Molotov Ribbentrop Fact).  Selanjutnya, pada tanggal 1 September 1939 Jerman menyerbu Polandia. Melihat gerakan yang dilakukan Jerman tersebut, Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman.

Daftar Rujukan:
http://www.gurupendidikan.net/2015/11/Fasisme-Pengertian-Sebab-Munculnya-Fasis-dan-Negara-Negara-Fasis-Pada-Perang-Dunia-II.html




Selasa, 10 Januari 2017

Blog yang Tergantikan

“Menulislah selama kamu mampu karena dengannya hatimu diajak merasa apa yang otakmu pikir. Mereka akan berkolaborasi menghasilkan rangkaian kata yang menakjubkan."

Menurut pandanganku, menulis itu merakyat. Siapapun bisa menulis. Bahkan tanpa bakat sekalipun. Hanya saja perlu sering berlatih dan diasah. Menulis bisa kamu lakukan dimanapun. Gratis namun bernilai tinggi. Dengan tulisanmu, kamu akan menggunakan perasaan dan logika agar ia dapat diterima dan dipahami pembacanya. Sekarang zaman udah gak primitif lagi dan aku 100% yakin bahwa kamu sudah tau salah satu fasilitas yang dapat digunakan untuk membagi karya tulisanmu adalah melalui blog. 

Bicara tentang blog, kali pertama aku buat blog adalah saat kelas 3 SMP (tahun 2009). Awalnya untuk memenuhi tugas mata pelajaran komputer dan gak pernah aku sentuh-sentuh lagi selesai membuatnya. Bisa dibilang gak tertarik sama sekali. Lalu menginjak SMA disitulah aku mulai mengembangkan kemampuan menulisku di blog tersebut. Meskipun banyak menulis tentang puisi percintaan anak SMA, tapi setidaknya dengan menulis, jari-jariku terlatih menyinkronkan apa yang diingini oleh hati dan otak.

Awal mula aku buat blog itu masih menggunakan akun yahoo dan masih terus posting sampai pertengahan Agustus 2014. Lama gak digunakan, blognya bersarang tawon (karena kalo sarang laba-laba terlalu mainstream). Di pertengahan tahun lalu aku ganti email dari yang mulanya yahoo jadi gmail (akun google). Pertimbangannya, karena di handphone hampir semua aplikasi medsos aku gunakan akun gmail. Jadi ya pusing sendiri kalo harus punya 2 email. Akhirnya aku putuskan untuk menggunakan 1 email ini (gmail) sebagai akses aku dalam berinternet dan secara ga rela blogku ini harus ku ganti dengan yang baru.

Sangat disayangkan harus buat blog baru karena udah terlanjur banyak karya-karya roman picisan saat aku SMA yang aku post di blog ini. Untuk kamu yang ingin mengunjungi laman blog aku yang dulu, ini linknya http://ariesfavorite.blogspot.co.id/ Kalo ada masukan atau komentar untuk blog yang lama, bisa kasih komentar di blog yang ini aja ya karena aku ingin move ke blog ini dan blog sebelumnya tergantikan deh hehehe tapi karyanya tetap tidak tergantikan.


„Takan ada karya-karya yang tergantikan karena mereka tak habis ditelan waktu.“